Loading...
Sabtu, 28 September 2013

Siapa Bilang Kita Tidak Pernah Berpolitik?

Setiap saya berkumpul dengan keluarga , khususnya kakak perempuan dan suami yang kebetulan mengambil jurusan bukan politik seperti saya , mereka selalu bilang bahwa membicarakan politik itu berat dan membosankan. Dan mereka akan selalu bilang tidak tertarik untuk melakukan politik. Awal kuliah , ketika saya mendapati opini ini jawaban saya terlalu berbelit belit dan pada akhirnya mengalah pada opini mereka. Pertengahan semester kuliah , kembali saya mendapatkan opini yang sama tapi kali ini berasal dari pacar muda saya ( karena memang bener bener kita masih sama sama muda...sekarang dia sudah jadi mantan saya dan sudah tua, tapi saya masih muda,hahaha ). Dan kebetulan sekali pacar muda saya ini mengambil jurusan yang sama dengan kakak , waktu itu malam minggu seperti layaknya orang pacaran seluruh dunia , kami ngobrol di teras rumah ( dirimu gak gitu ya? apa?? di kost - kost an?hmmmm ,moralmu urusanmu ah , xixixixi ). Pertanyaannya tetep sama , apa seh menariknya dari mengambil kuliah politik , negara dan temen - temennya ? mau jadi apa?. Bedanya kali ini saya bisa menjawab agak smart. begini jawabanku

" Tanpa kita sadari , semua yang kita lakukan, semua yang kamu lakukan dan kamu kenakan itu yang mengurusi orang - orang lulusan jurusanku lho"
trus si mas pacar langsung mbantah , " ah, kok bisa??ya enggaklah.."
" Begini , kamu tadi kesini naek apa?naek motor khan? siapa yang mengurusi regulasi tentang kendaraan? DLLAJR khan?itu pemerintah juga....trus motor kamu jalan itu diatas apa? jalan raya khan? itu yg ngajuin sampe yang ngawasi bikinnya sapa? Dari Pemerintah Daerah, DPRD ataupun DPR sampai ke Dinas Pekerjaan Umum , itu belum termasuk ketika kamu jalan apalagi malam hari gini butuh penerangan jalan , itu juga lulusan lulusan gue yang mikirin" PUASSSSS deh 'aye , sok pintar dan sok confidence deh pokoknya membela almamater jurusan tercinta
Si mas pacar masih tetep ngeyel ( makanya sekarang jadi mantan , kebanyakan ngeyel seh..termasuk ngeyel kalau saya ini bisa saja berjodoh dengan dia , hahahaha )

Walaupun opini saya tadi masih terbilang mentah , dan terlihat sekali mahasiswa pertengahan semester. But at least , saya bisa mengungkapkan alasan saya masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bukan hanya bisa menjawab kalau alasannya karena nilai Tata Negara saya waktu SMU selalu 100 , paling buruk 90. Atau alasan yang lain , meneruskan takhta papa tercinta , yang seumur hidupnya ada di dunia politik. Bukan hanya itu , sekarang minimal saya sudah punya jawaban lain.

Ketika akhirnya sekarang saya sudah menikah dan sudah lulus hingga Strata Dua ( S2 ) dengan mengambil jurusan Adminitrasi Negara, saya memilih konsentrasi kebijakan Negara dalam pendidikan, saya masih tetap mendapatkan pertanyaan - pertanyaan seperti itu. Apa yang dipelajari tentang politik dan pemerintah itu? apa enaknya? apa mbak cita - citanya jadi anggota DPRD ya?seneng politik ya mbak, kalo saya seh gak mudheng politik mbak?dan banyak pertanyaan - pertanyaan yang lain....

Kalau dulu si mas pacar ngeyel tentang fungsi ilmu saya , saya justru mendapatkan ngeyelan yang lebih parah. Dari suami sendiri lagi. Si mas suami yang notebene seorang IT , punya jaringan otak teknik dan alur pemikiran yang sangat teramat praktis dan logic. Berbeda jauhhhhh dengan saya , yang suka bermain kata - kata ( bahkan ketika tiba - tiba uang belanja habis buat hal gak perlu :p ), pintar sekali lidah saya ini mempermainkan kata - kata hingga akhirnya si mas suami manggut - manggut padahal lagi ditipu( hahahaha )

Seringkali mas suami setiap saya beropini tentang kebijakan baru pemerintah atau suasana politik menjelang pemilu , dia akan selalu bilang " rak mudheng aku politik ki , terlalu kotor ".

Untuk mas suami ini ,yang sangat berpikir praktis , akhirnya saya punya jawaban yang cukup praktis juga. saya jawab begini ,
" kangmas....."( boong ah , gak pernah nyebut mas suami kayak gitu )
" yah , ayah tau gak definisi secara ilmu politik itu sebenarnya?"
" ah, gak perlu tahu...ya pokoknya kotor dan menghalalkan segala cara untuk menang"
"Nahhhh, poin itu hampir benar....definisi politik secara teori itu sebenarnya adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai keinginan kita. Bener kata ayah tadi , segala cara untuk menang istilah kasarnya. Tapiiii , politik itu sebenarnya tidak selalu berkutat tentang para anggota DPRD dan pejabat - pejabat diatas sana. Sekarang tak tanya , ayah pasti punya keinginan khan?'
" Ya iyalah , nyatanya bisa ndapetin kamu " ( yuppp, saya memang susah didapatkan!wkwkwkwk )
" Nahhhh.... buat ndapetin aku , ayah pasti punya cara sendiri khan? itu tu udah bisa dikatakan ayah udah berpolitik! Belum yang keitung semenjak ayah kecil sampai sekarang. Sudah berapa ratus keinginan ayah dan ayah berusaha mendapatkannya. Entah itu akhirnya dapat atau tidak , yang jelas proses ayah untuk mendapatkan keinginan ayah itu sudah dikatakan berpolitik. Ayah sudah berpoltik seumur hidup ayah".
" Wah , brarti anak kecil yang merengek sama orang tuanya minta sepeda itu juga lagi berpolitik dong?"
" Bethulll sekali ".
" Berarti bunda mempelajari ilmu sampai bertahun tahun yang anak kecil aja udah bisa menguasainya donkkk".
" beee....tul sekali " Langsung diam dan dongkol gue , disambut ketawa kemenangan mas suami.

Semenjak penjelasan teramat praktis dan pendek itu , suami sudah mulai jarang bilang muak sama politik. Tapi ya sikap diam dan cueknya itu kadangkala tidak bisa diprediksikan, hmmm...politik yang pintar.

One day , ada sekelompok orang datang ke rumah siang siang pada hari minggu ( kuturut ayah ke kota..:p ) , For your info saya dan suami tinggal di jogja di tengah perkampungan yang komunitas agamanya berbeda dengan kami , but it's okay mereka sangat ramah , toleran dan hampir tidak pernah menyentuh perbedaan kami. Kembali ke tamu minggu siang kami , pada awalnya mereka seperti petugas survey yang menanyakan opini suami ( karena kebetulan saya lg di dapur, dan yang menyambut suami ) tentang kenaikan BBM. Pada awalnya suami memaparkan keberatannya dan dampak - dampaknya. Tetapi ternyata setelah pembicaraan yg cukup lama , akhirnya obrolan itu digiring pada masalah keyakinan dan bagaimana kelompok itu bisa mengatasi persoalan hidup. Yuppp , ternyata itu semua hanya sebuah kedok ( next time , we'll discuss it ). Mas suami yang sudah bisa mencium gelagat mereka , akhirnya membelokkan percakapan itu ke arah lain. Saya yang daritadi mencuri dengar dari dapur ( yang kebetulan hanya terpisahkan tembok , maklumlah saudara pengantin muda dengan rumah yang imut ), rupanya mas suami membelokkan percakapan ke arah kebijakan BBM yang dia bilang adalah permainan para pemain politik di atas sana.Tamu kami yang pada awalnya mau membahas brosur yang mereka bawa pada akhirnya mau gak mau mendengarkan opini mas suami yang terus dilanjutkan ( good job honey, xixixi ). Mas suami mengatakan begini kira - kira pada intinya
" Saya itu sebenarnya gak ngerti politik itu apa pak , awalnya saya juga mengira seperti bapak bapak ini kalon politik dan kebijakan nya itu hanya kotor dan menyusahkan. Tapi sebenarnya kalo kita mau bicara ilmu politik itu sendiri , itu sebenarnya lingkupnya sangat luas. Politik itu sendiri khan sebuah proses atau usaha yang dilakukan untuk mencapai keinginan kita. Jadi , sebenarnya kita sendiri sudah berpolitik sejak kecil , seperti misalnya waktu kita merengek minta apapun ke orangtua"

Bapak - bapak tamu itu serentak mengangguk pasrah , dan seperti permainan badminton setelah mas suami bisa membalikkan kok terus menerus ke musuh, mas suami langsung melakukan smash dengan mengatakan

" Seperti bapak - bapak ini , saya yakin juga sedang berpolitik. Dengan mendatangi rumah saya dan berbicara banyak hal yang tidak saya mengerti , itu semata - mata agar tercapai tujuan bapak - bapak ini. Walaupun saya gak tau persis apa tujuan bapak - bapak ini."

Dan smash itu langsunggg membuat bapak bapak itu terdiam dan langsung pamit pulang.

Di balik tembok dapur , saya tersenyum puas sekali bahkan sedikit mengeluarkan tawa licik saya. Bukan hanya mas suami bisa mengusir bapak - bapak itu dengan sangat tepat sasaran tapi diam - diam politik saya pun berhasil. Membuat mas suami membuka pintu pemikirannya terhadap satu hal , membuat politik menjadi ringan dan menyenangkan. :)

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP